Berhasil Menembus 13 PP Muhammadiyah: Irwan Akib, Kader Gigih dari Indonesia Timur
Muktamar ke-48 Muhammadiyah yang berlangsung baru-baru ini telah menghasilkan kepemimpinan baru untuk periode 2022-2027, menciptakan sejarah penting dengan terpilihnya Prof. Irwan Akib sebagai wakil dari Indonesia Timur. Prof. Irwan, yang lahir di Parepare pada 2 Agustus 1963, merupakan seorang Guru Besar Ilmu Pendidikan Matematika yang telah memiliki banyak pengalaman dalam organisasi Muhammadiyah.
Sebelumnya, ia menjabat sebagai Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan pada periode 2015-2020 dan juga memegang posisi Wakil Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah di waktu yang sama. Dengan nomor anggota BMH 613949 yang telah dimilikinya sejak 1988, perjalanan karir akademik dan kepemimpinan Prof. Irwan sangat mengesankan.
Ketika memimpin Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh) dari tahun 2005 hingga 2012, ia berhasil mengubah Unismuh menjadi universitas yang sangat dihormati di kawasan timur Indonesia. Pada awal masa jabatannya sebagai rektor, jumlah mahasiswa Unismuh hanya sekitar 10.000 orang. Melalui kerja sama yang solid, perubahan pola pikir, dan peneguhan tujuan Perguruan Tinggi Muhammadiyah, Prof. Irwan dan tim akademik berhasil meningkatkan jumlah mahasiswa menjadi 33.366 orang pada tahun akademik 2010/2022.
Kisah hidup Prof. Irwan tidaklah mudah. Semasa remaja, ia harus bekerja keras untuk membiayai pendidikannya. Di pagi hari, ia membantu neneknya menjual pakaian di pasar. Setelah menyelesaikan pendidikan di SMA Negeri 159 Ujung Pandang, ia melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas Pendidikan Matematika di IKIP Ujung Pandang. Selama studi, ia aktif di berbagai organisasi mahasiswa, termasuk Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), sambil bekerja sebagai asisten dosen dan mengajar di SMA Muhammadiyah dan SMA PGRI.
Setelah lulus, Irwan melanjutkan pendidikan pascasarjana di IKIP Surabaya pada 1997 dan aktif di kepemudaan Muhammadiyah sebagai Wakil Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Sulsel. Ia mulai terlibat dalam IMM sejak 1985 dan terus menduduki berbagai posisi hingga akhirnya menjadi Dosen Tetap di Kopertis Wilayah IX Sulsel pada 1992. Keinginannya untuk belajar lebih jauh membawanya untuk meraih gelar doktor di UNESA Surabaya pada 2008 dan gelar Guru Besar pada 2016.
Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Irwan membahas hubungan antara pendidikan matematika dan nilai-nilai kearifan lokal dengan judul “Matematika dan Nilai-Nilai Kearifan Lokal,” yang selaras dengan tema disertasinya tentang “Model Pembelajaran Matematika Berbasis Budaya Bugis Makassar.”
Dengan kiprah dan dedikasinya yang luar biasa, Prof. Irwan Akib kini menjadi simbol harapan bagi masa depan pendidikan di Indonesia Timur dan membawa perubahan positif dalam organisasi Muhammadiyah.
Informasi pada artikel ini dikutip langsung dari laman Muhammadiyah.or.id, yang tayang pada 29 November 2022.